Princess Crown

Senin, 31 Oktober 2011

Language Testing : Types of Reading

TYPES OF READING

1.      Perceptive Reading
Definition       : Reading that focus on basic aspect of reading, such as alphabetic symbols, capitalized and lowercase letters, words, and grapheme-phoneme correspondence
Example         : Reading Aloud, Written Response, Multiple-choice, Picture-Cued Items
Not an Example         : Multiple-choice (for Form-Focused Criteria), Matching Tasks, Editing Task, Picture-cued tasks, Filling Tasks, Cloze Task, Impromptu Reading plus Comprehension Questions, Editing ( longer text), Scanning, Ordering Task, Information Transfer, Skimming, Summarizing and Responding, Note-Taking and Outlining
Distinctive Feature: Basic aspect of reading

2.      Selective Reading
Definition       : Reading that focus on formal aspect of language, such as lexical, grammatical, and few discourse feature)
Example         : Multiple-choice (for Form-Focused Criteria), Matching Tasks, Editing Task, Picture-cued tasks, Filling Tasks
Not an Example         : Reading Aloud, Written Response, Multiple-choice, Picture-Cued Items, Cloze Task, Impromptu Reading plus Comprehension Questions, Editing (longer text), Scanning, Ordering Task, Information Transfer, Skimming, Summarizing and Responding, Note-Taking and Outlining
Distinctive Feature: Formal aspect of Language

3.      Interactive Reading
Definition       : Reading on combination of form-focused and meaning-focused but with more emphasis on meaning
Example         : Cloze Task, Impromptu Reading plus Comprehension Questions, Editing ( longer text), Scanning, Ordering Task, Information Transfer
Not an Example         : Reading Aloud, Written Response, Multiple-choice, Picture-Cued Items, Multiple-choice (for Form-Focused Criteria), Matching Tasks, Editing Task, Picture-cued tasks, Filling Tasks, Skimming, Summarizing and Responding, Note-Taking and Outlining
Distinctive Feature: More emphasis on meaning

4.      Extensive Reading
Definition       :  an approach to language learning, including foreign language learning, by the means of a large amount of reading.
Example         : Skimming, Summarizing and Responding, Note-Taking and Outlining
Not an Example         : Cloze Task, Impromptu Reading plus Comprehension Questions, Editing ( longer text), Scanning, Ordering Task, Information Transfer, Reading Aloud, Written Response, Multiple-choice, Picture-Cued Items, Multiple-choice (for Form-Focused Criteria), Matching Tasks, Editing Task, Picture-cued tasks, Filling Tasks
Distinctive Feature: Longer Text

Selasa, 25 Oktober 2011

Research Methodology : Population and Sample

MACAM – MACAM METODE SAMPLING & TAHAP PEMBUATAN LAPORAN PENELITIAN
Pengertian Populasi dan Sampel
•Populasi:
Kumpulan/ keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi criteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Penelitian yang melibatkan populasi sebagai obyek penelitian disebut Sensus.

•Sampel:
Bagian tertentu dari unit populasi. Penelitian yang melibatkan sampel sebagai obyek penelitian disebut Sampling Populasi.

Kelebihan dan Kelemahan dari Populasi dan Sampel
Populasi:

Kelebihan :  ¤ Data dijamin lebih lengkap
¤ Pengambilan kesimpulan/generalisasi lebih akurat
Kelemahan: ¤ Membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu)
¤ Tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak dilapangan
Sampel:

Kelebihan  : ¤ Efisien penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu)
¤ Anggota sampel lebih mudah didata/dilacak dilapangan
Kelemahan: ¤ Membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel
¤ Pengambilan kesimpulan/generalisasi perlu analisis yang teliti

Hal-hal penting berkaitan dengan pemilihan sampel yang baik
  • Sampel Yang Baik:
¤ Representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua unsure sampel)
¤ Batasan sampel harus jelas
¤ Dapat dilacak dilapangan
¤ Tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (didata dua kali/lebih)
¤ Harus up to date (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian)

Metode pemilihan atau pengambilan sampel (sampling) yang baik
  • Metode Pengambilan Sampel Yang Baik:
¤ Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan
¤ Dapat memilih sampel yang representatif
¤ Efisien dalam penggunaan sumber daya
¤ Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sampel

Berapa jumlah anggota sampel yang baik?
  • Yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel:
¤ Derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi
¤ Metode analisis yang akan digunakan
¤ Ketersediaan sumber daya
¤ Presisi yang dikehendaki

MACAM – MACAM METODE SAMPLING
  • Probability Sampling

1. Simple Random Sampling

Semua unsure dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:
• Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian
• Menggunakan table angka random (bilangan acak) berdasarkan nomor anggota

  • Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling:
• Sifat populasi adalah homogen
• Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis
• Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas
  • Kebaikan : Prosedur penggunaannya sederhana
  • Kelemahan: Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi

2. Stratified Random Sampling

• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan criteria tertentu yang dimiliki unsure populasi. Masing-masing sub populasi diusahakan homogen
• Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional
• Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel penelitian

Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100 orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional

  • Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:
•  Populasi mempunyai unsure heterogenitas
• Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsure heterogenitas yang dimiliki
• Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional)
  • Kebaikan : Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
  • Kelemahan: Memerlukan pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri  heterogenitas yang ada pada populasi

3. Cluster Sampling

• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol (cluster)
• Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil
• Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian

Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh bangunan diKodya Semarang
•Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I
•Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II
•Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian

  • Non Probability Sampling

1. Quota Sampling

Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang diinginkan

Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota untuk masing-masing sampel:
Jumlah mahasiswa = 50 orang
Jumlah dosen = 5 orang
Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang  memanfaatkan internet dalam proses belajar mengajarnya
  • Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
  • Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti

2. Accidental Sampling

Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai
Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai pendapat/motivasinya
  • Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
  • Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu

3. Saturation Sampling

Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian

Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, peneliti menentukan sampel dengan menambil seluruh mahasiswa aktif di Gunadarma sebagai sampel penelitian
  • Kelebihan : Memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel
  • Kelemahan: Tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar

4. Snowball Sampling

Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).
• Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil
• Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu
• Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.

Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa
  • Kelebihan : Mudah digunakan
  • Kelemahan: Membutuhkan waktu yang lama
TAHAP PEMBUATAN LAPORAN PENELITIAN
Perencanaan Penentuan Metode Sampling

Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan Pengolahan dan Analisis Data. Kegiatan analisis data dimaksudkan untuk memberi arti dan makna pada data serta berguna untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sudah dirumuskan. Sebelum analisis data dilakukan maka data perlu diolah terlebih dulu.

Pengolahan data meliputi:
  • Editing
Kegiatan untuk memeriksa data mentah yang telah dikumpulkan, meliputi:
• Melengkapi data yang kurang/kosong
• Memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangjelasan dari pencatatan data
• Memeriksa konsistensi data sesuai dengan data yang diinginkan
• Memeriksa keseragaman hasil pengukuran (misalnya keseragaman satuan)
• Memeriksa reliabilitas data (misalnya membuang data-data yang ekstrim)

  • Coding
Kegiatan untuk membuat peng-kode-an terhadap data sehingga memudahkan untuk analisis data., biasanya dilakukan untuk data-data kualitatif. Dengan koding ini, data kualitatif dapat dikonversi menjadi data kuantitatif (kuantifikasi). Proses kuantifikasi mengikuti prosedur yang berlaku, misalnya dengan menerapkan skala pengukuran nominal dan ordinal.

  • Tabulating
Kegiatan untuk membuat table data (menyajikan data dalam bentuk tabel) untuk memudahkan analisis data maupun pelaporan. Tabel data dibuat sesederhana mungkin sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna data maupun bagi bagian analisis data.

Analisis Data
Kegiatan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Pemecahan masalah penelitian dan penarikan kesimpulan dari suatu penelitian sangat tergantung dari hasil analisis data ini. Sehingga perlu dilakukan dengan teliti dan hati-hati sehingga tidak memberikan salah penafsiran terhadap hasil penelitian. Seorang peneliti (bagian analisis data) harus menguasai kemampuan keilmuan secara teknis dalam menerapkan metode analisis yang cocok

Metode analisis data yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Pertimbangan pemilihan metode analisis dapat dilihat dari:
• Tujuan dan jenis penelitian
• Model/jenis data
• Tingkat/taraf kesimpulan

Penarikan Kesimpulan

Kegiatan untuk memberikan penafsiran terhadap hasil analisis data. Pada penelitian yang menggunakan pengujian hipotesis penelitian,kesimpulan dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan hendaknya dibuat secara singkat, jelas dan padat.
Kesimpulan Penelitian harus sesuai dengan:
• Tema, topic dan judul penelitian
• Pemecahan permasalahan penelitian
• Hasil analisis data
• Pengujian hipotesis (bila ada)
• Teori/ilmu yang relevan

Pelaporan

Tahapan akhir dalam kegiatan penelitian adalah pembuatan laporan penelitian. Laporan ini berguna untuk kegiatan publikasi hasil penelitian maupun untuk pertanggungjawabkan secara ilmiah kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Dalam laporan penelitian, dituliskan secara sistematis semua tahapan yang telah dilakukan mulai dari tahap perencanaan hingga penarikan kesimpulan penelitian (termasuk didalamnya lampiran-lampiran yang diperlukan). Sistematika pelaporan disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga/institusi/sponsor yang akan mengelola hasil penelitian tersebut.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Perkembangan Emosi pada Remaja dan Bagaimana Pendekatannya dalam Pendidikan

Upaya Pengembangan dan Pengelolaan Emosi serta Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Rasa marah, kesal, sedih atau gembira adalah hal yang wajar yang tentunya sering dialami remaja meskipun tidak setiap saat. Pengungkapan emosi itu ada juga aturannya. Supaya bisa mengekspresikan emosi secara tepat, remaja perlu pengendalian emosi. Akan tetapi, pengendalian emosi ini bukan merupakan upaya untuk menekan atau menghilangkan emosi melainkan:

a. Belajar menghadapi situasi dengan sikap rasional
b. Belajar mengenali emosi dan menghindari dari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi yang dapat menimbulkan respon emosional. Untuk dapat menanfsirkan yang obyektif, coba tanya pendapat beberapa orang tentang situasi tersebut.
c. Bagaimana memberikan respon terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi yang tidak berlebihan atau proporsional, sesuai dengan situasinya, serta dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan social.
d. Belajar mengenal, menerima, dan mngekspresikan emosi positif (senang, sayang, atau bahagia dan negative (khawatir, sedih, atau marah)

Kegagalan pengendalian emosi biasanya terjadi karena remaja kurang mau bersusah payah menilai sesuatu dengan kepala dingin. Bawaannya main perasaan. Kegagalan mengekspresikan emosi juga karena kurang mengenal perasaan dan emosi sendiri sehingga jadi “salah kaprah” dalam mengekspresikannya.
Karena itu, keterampilan mengelola emosi sangatlah perlu agar dalam proses kehidupan remaja bisa lebih sehat secara emosional. Keterampilan mengelola emosi misalnya sebagai berikut:

a. Mampu mengenali perasaan yang muncul 
b. Mampu mengemukakan perasaan dan dapat menilai kadar perasaan 
c. Mampu mengelola perasaan 
d. Mampu mengendalikan diri sendiri 
e. Mampu mengurangi stress. 

Dalam keseharian remaja juga harus berlatih untuk melakukan dialog dengan diri sendiri dalam menghadapi setiap masalah, bersikap positif dan optimistis, serta mampu mengembangkan harapan yang realistis. Remaja juga harus mampu menafsirkan isyarat-isyarat social. Artinya, mengenali pengaruh sosial terhadap perilaku remaja dan melihat dampak perilaku remaja, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat dimana remaja berada. Remaja juga harus dapat memilih langkah-langkah yang tepat dalam setiap penyelesaian masalah yang remaja hadapi dengan mempertimbangkan resiko yang akan terjadi (http://www.kompas.com/kompas-cetak/htm). 

Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahan dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling strategis, karena bagi sebagaian besar remaja bersekolah dengan para pendidikan, khususnya gurulah yang paling banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Dalam kaitannya dengan emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Guru-guru dapat membantu mereka yang bertingkah laku kasar dengan jalan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan sekolah sehingga mereka menjadi anak yang lebih tenang dan lebih mudah ditangani. Salah satu cara yang mendasar adalah dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.

Apabila ada ledakan kemarahan sebaiknya kita memperkecil ledakan emosi tersebut, misalnya dengan jalan tindakan yang bijaksana dan lemah lembut, mengubah pokok pembicaraan, dan memulai aktivitas baru. Jika kemarahan siswa tidak juga reda, guru dapat meminta bantuan kepada petugas bimbingan penyuluhan. Dalam diskusi kelas, tekankan pentingnya memperhatikan pandangan orang lain dalam meningkatkan pandangan sendiri. Kita hendaknya waspada terhadap siswa yang sangat ambisisus, berpendirian keras, dan kaku yang suka mengintimidasi kelasnya sehingga tidak ada seseorang yang berani tidak sependapat dengannya.

Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya. Cara yang paling strategis untuk ini adalah apabila para pendidik terutama para orang tua dan guru dapat menampilkan pribadi-pribadinya yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.